Burhan Abe, lebih dari 30 tahun berkecimpung di bidang tulis menulis, khususnya media. Lulusan Fisipol UGM, jurusan Hubungan International ini mengasah ilmu jurnalistiknya di Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerbitan Yogya (LP3Y) pimpinan Ashadi Siregar, kemudian mendapat beasiswa dari Asia Foundation untuk praktik dan magang di Majalah TEMPO tahun 1990-an.
Sejak saat itu Abe, demikian ia dipanggil, tidak bisa melepaskan diri dari dunia kewartawanan. Ia sempat bekerja di beberapa media, menulis berbagai hal, mulai dari politik, ekonomi, bisnis, hingga gaya hidup, sebutlah majalah berita EDITOR (yang dibredel pada masa Orde Baru), majalah bisnis SWA, memimpin majalah kuliner Appetite Journey, juga majalah hiburan dan gaya hidup pria POPULAR.
Sempat membangun portal bisnis, Diskon Gokil dan Hari Gini, sambil menjadi kontributor The Jakarta Post, sebelum akhirnya memimpin majalah gaya hidup dan hiburan MALE. Majalah dengan segmen pria ini adalah di bawah grup Trans Corp – detik.com (Trans Media) dan dirancang sebagai majalah digital interaktif, mingguan, untuk tiga platform (iPad, tablet atau ponsel berbasis Android, serta dalam format PDF), bahkan awal 2015 hadir di iPhone.
Akhir 2015, MALE berhenti terbit, dan sebagai gantinya, Abe bersama Yogas Design dan Indra de Bono, mendirikan portal gaya hidup dan hiburan untuk pria, MALE Indonesia
Di bidang digital, Abe mengajar paruh waktu mahasiswa S2 di Universitas Paramadina, untuk mata kuliah New Media & Digital Marketing Communication.
Untuk bidang kuliner, Abe pernah menjadi salah satu juri dalam acara F&B Masters SEA (South East Asia) yang diselenggarakan Hilton Worldwide di Bandung, 12 September 2015, untuk tingkat lokal.
Untuk tingkat global, Abe juga tercatat sebagai salah satu juri untuk kategori cocktail (2014), wine (2015, 2018, 2020), dan mixology (2017, 2018, 2019, 2021), juga kopi (2019, 2021) yang berlangsung di DoubleTree by Hilton Jakarta – Diponegoro.
Kompetisi ini memiliki 5 kategori, yakni bar, barista, kuliner, pastry, dan sommelier, dari berbagai negara, sebanyak 36 properti Hilton Worldwide di Asia Tenggara, termasuk India.
Pengalaman berikutnya adalah menjadi tour leader dalam acara diplomasi kuliner, ke Madrid, Spanyol, yang digagas Duta Besar RI untuk Spanyol, Yuli Mumpuni, Januari 2016. Acara yang diselenggarakan KBRI, Madrid, Spanyol, ini mempunyai misi mempromosikan warisan budaya kuliner Indonesia, dalam hal ini masakan Padang yang diwakili oleh Restoran Marco Padang, ke mancanegara.
Digital Enthusiast
Pada momentum Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Tahun 2021, Kamis (20/05/2021), Presiden RI Joko Widodo meluncurkan Program Literasi Digital Nasional. Program itu merupakan bagian dari upaya percepatan transformasi digital khususnya terkait pengembangan sumber daya manusia digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyampaikan, program literasi digital adalah sebuah keharusan di tengah semakin intensifnya penggunaan internet oleh masyarakat.
Saat ini terdapat setidaknya 196,7 juta warganet di Indonesia. Potensi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai 124 miliar dolar Amerika Serikat pada tahun 2025.
Program Literasi Digital Nasional diselenggarakan setidaknya melalui 2.000 pelatihan berdasarkan modul dan kurikulum yang menyasar empat pilar literasi digital, yaitu digital ethics, digital safety, digital skill, dan digital culture. “Ke depan nantinya setiap tahunnya program ini akan menjangkau lebih dari 12,4 juta partisipan pelatihan di 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia,” jelasnya.
Burhan Abe terlibat di kegiatan ini sebagai salah satu pemateri untuk wilayah Jawa Tengah.
UMKM
Program unggulan DKI Jakarta, Jakpreneur masih menjadi harapan sejumlah masyarakat DKI Jakarta dalam upaya mengembangkan kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) demi meningkatkan roda perekonomian warga.
Melalui program ini, para pelaku UMKM nantinya akan mendapatkan akses untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian dalam mengembangkan potensi usaha, dengan cara-cara kolaboratif antara Pemprov, dunia pendidikan, dunia usaha, masyarakat, lembaga, atau pihak-pihak lainnya.
Melalui Jakpreneur, para calon wirausahawan DKI Jakarta akan diberikan fasilitas pendampingan dari Pemprov DKI Jakarta mulai dari permodalan, pemasaran, ide kreatif, laporan keuangan, penyelesaian persoalan usaha, hingga pelatihan menuju pelaku usaha yang unggul.
Di Jakpreneur, Burhan Abe terlibat dalam pemberian materi workshop atau bimbingan teknis “Desain Kemasan dan Digital Marketing” serta terlibat aktif di berbagai kurasi produk UMKM yang meliputi bidang usaha kuliner, fashion dan kerajinan tangan.
Liputan Media
JetStar, January 2012
Burhan Abe helms a new digital interactive magazine, MALE. From the name, people can be assured that the magazine is designed for male readership. “Yes, it’s true, but I know quite number of women who enjoy reading it, as we also design the magazine for partygoers looking to find the city’s happening hangouts,” he says.
The magazine’s sensual appeal has led to mixed reviews from the public, but Abe doesn’t see this as an obstacle. Jakarta has turned into a metrosexual city, and the people are becoming more tolerant and open-minded, says the guy who enjoys chilling out at a coffee shop with his gadgets around.
ME Magazine – 2009
Burhan Abe, seorang pria berbadan tegap dengan kulit sawo matang ini merupakan contoh orang yang memilih gaya hidup sebagai free father. Abe, pangilan akrabnya, ditemui di sela-sela kesibukannya yang cukup padat di sebuah coffee shop di Senayan City, Jakarta, berbagi bercerita tentang seluk-beluk kehidupan dan pekerjaannya. Waktunya memang tidak menentu dan tidak dapat dipastikan.
Lulusan Fisipol, jurusan Hubungan Internasional UGM Yogyakarta ini mengaku bahwa waktunya banyak ia habiskan di lapangan terutama di nightlife.
Waktu bersama keluarga dirasakannya sangat kurang. “Paling hanya Sabtu dan Minggu saja, bahkan kalau tidak Sabtu, ya Minggu,” ujar editor tamu untuk rubrik Marketing Perspective di The Jakarta Post ini. Jika berkumpul dengan keluarga, ia selalu memanfaatkan waktu itu sebaik mungkin untuk berinteraksi dengan keluarga. Bila tidak ada waktu untuk bertemu, ia pun menyempatkan diri untuk menghubungi keluarga melalui ponselnya.
Ia mengambil jalan hidup seperti ini, karena kehidupan dan pekerjaannya berada dalam lingkaran lifestyle dan entertainment. Ia sangat menikmati pekerjaan seperti ini. “Paling tidak bisa refreshing sambil menghasilkan uang,” tambah konsultan PR, Vox Populi Publicists, yang pernah bekerja dengan Rhenald Kasali itu.
Dengan relasi di lingkaran lifestyle, pria yang pernah teribat dalam program reality show “Joe Millionaire” di RCTI ini bisa memperoleh penghasilan, menghidupi keluarga, serta segala keperluannya.
Berhubung pecinta musik jazz dan dangdut ini bekerja di lingkungan seperti itu, setiap bekerjapun ia seperti bujangan, namun ia tetap ingat bahwa di rumah ada yang menanti. Ketika di luar rumah, Abe harus bisa bersosialisasi dengan siapapun, tapi pada saat di rumah, ia berperan sebagai seorang bapak yang patut dicontoh oleh keluarga.
“Menikah bukan berarti kehidupan sosial kita hilang,” ujar pengelola majalah gratis untuk kaum lajang Jakarta Single: dan Editor in Chief majalah kuliner dan gaya hidup, Appetite Journey ini.
Banyak keuntungan menjadi free father yang sangat lifestyle. Penggemar salsa ini dapat melakukan segala sesuatu yang sesuai dengan keinginan, dan dapat mengasah kreativitasnya tanpa beban. Namun di sisi yang lain, menjadi orang seperti itu juga tidak gampang. Selain harus jauh dari keluarga, biaya hidup sehari-hari cukuplah besar.
“Kalau kita tidak bisa pandai-pandai mengatur dan memanfaatkan pergaulan, kita tidak akan mendapatkan timbal balik yang setimpal. Malah bisa nihil,” tukas penulis buku “50 Usahawan Tahan Banting” dan biografi pasangan Alex – Martha Tilaar ini.
Diakui olehnya, dukungan keluarga sangat besar dalam mengembangkan kariernya. Tapi juga sebaliknya, hambatan dari keluarga tentu bisa menghalangi kariernya. Maka ayah dua anak ini selalu memberi pengertian pada keluarga tentang pekerjaan yang sedang dilakoni, sehingga keluarga tidak banyak mengeluh terhadap pekerjaannya.
Dalam kehidupan sebagai free father, sangat diperlukannya family quality time, mengingat sempitnya waktu untuk keluarga, setiap ada kesempatan dimanfaatkan untuk komunikasi dengan keluarga.
“Walau ada sebagian pria punya banyak waktu senggang tapi jarang digunakan untuk keluarga, sementara yang tidak punya waktu selalu meluangkan waktu untuk keluarga. Jadi yang lebih baik adalah pria yang sempit punya waktu, tapi perhatian pada keluarga,” tambah kontributor majalah SWA, Platinum Society, ME, dan Her World ini. (*)