SPA, siapa yang tidak kenal dengan istilah ini. Spa, kendati tidak semua orang tahu kepanjangannya “saulus per aqua” atau “kesehatan dari air”, kini menjadi ikon gaya hidup modern. Para eksekutif muda masa sekarang tidak segan-segan memanfaatkan leisure time di luar rumah dengan mengunjungi mal, music lounge, klub, salon, dan tentu saja spa.
Spa secara tradisional menunjuk sebuah tempat di mana air yang diyakini memiliki sifat menyehatkan — biasanya adalah sebuah pemandian air panas atau mineral. Tapi spa modern terletak di sebuah resor atau hotel mewah, yang menawarkan pemandian air panas, dingin, steam, sauna serta fasilitas pijat – yang bisa diperluas bisa menjadi pijat refleksi, manicure & pedicure, scrubbing, dan seterusnya. Semuanya mengacu kepada perawatan tubuh dan pemanjaan diri.
Tapi, percaya atau tidak, spa pada perkembangannya – terutama di Indonesia, lebih merujuk gaya hidup kalangan tertentu (baca; kelas atas). Pusat-pusat perawatan tertentu pun ada yang sengaja menggunakan kata “spa” untuk menaikkan positioning-nya, mulai dari perawaan gigi, kaki, hingga rambut. Spa yang usianya telah ribuan tahun pengertiannya kini bukan hanya terapi untuk memelihara tubuh saja, tapi ada hair spa, foot spa, bahkan v-spa. Yang disebut terakhir ini adalah spa khusus untuk vagina. Aha!
Seorang master bioenergi, Worro Harry Soeharman, mengatakan bahwa terapi ini sebenarnya sudah dikenal di Indonesia sejak dulu. Di zaman Majapahit bangsa Indonesia pra kemerdeakaan sudah mengenalnya. Hanya saja, perawatan untuk bagian intim wanita ini ditutup-tutupi karena dirasa tidak sopan bila digembar-gemborkan. “Padahal, terapi ini selayaknya menjadi gaya hidup, seperti halnya perawatan bagian tubuh yang lain,” ujarnya kepada Kompas.
Dalam v-spa ada teknik pengasapan atau penguapan, teknik pijat akupresur yang diterapkan pada seluruh tubuh, terutama vagina. Ada pula meditasi gerak atau semacam kegel khusus untuk vagina.
Kita tidak membahas detil bagaimana terapi ini dilakukan. Tapi yang jelas, semua bisa terjadi di dunia ini. Hal yang dulu tidak pernah dipikirkan orang kini menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan. Di Jakarta para pengusaha sedang mengembangkan spa vagina, di New York ada sebuah spa khusus untuk memperkuat dan mempercantik area alat kelamin wanita. Apa pula ini?
Untuk pengujian ginekologikal, spa yang bernama Phit mengenakan tarif US$150. Dalam uji ini, seperti yang diberitakan New York Times, klien disuruh mengerutkan otot kelaminnya di seputar jari dokter untuk menentukan apakah otot itu lemah, sedang atau kuat. Jika bermasalah si pasien bisa mengambil paket perawatan lanjutan, misalnya latihan menggunakan mesin elektrostimulasi – mesin untuk melatih otot kelamin atau semacam senam kegel.
Begitulah, spa ternyata bisa diterapkan kepada berbagai perawatan – yang umumnya berkaitan dengan gaya hidup dan mempunyai gengsi tinggi. Sama dengan bengkel mobil, untuk menaikkan gengsinya, ada mengubah istilahnya menjadi “salon mobil”. Maka, jangan heran, untuk menaikkan kelasnya beberapa panti pijat di kawasan Kota Jakarta, misalnya, berganti pula menjadi spa. Istilahnya saja yang berubah, tapi yang ditawarkan tetap saja sama; pijat plus. (Abe)