Matahari belum sepenuhnya tenggelam ketika langit di atas Canggu berubah jingga keemasan. Di bibir pantai Echo yang selalu sibuk dengan selancar dan suara ombak, berdiri sebuah tempat baru yang tidak hanya menjanjikan suasana, tapi juga menawarkan cara hidup: Beach House, bagian dari kawasan Regent Bali Canggu, yang membuka pintunya bagi siapa pun yang ingin menikmati laut—tanpa kehilangan sentuhan elegansi.
Tempat ini bukan sekadar restoran atau bar pinggir pantai. Ia adalah panggung yang disiapkan untuk perayaan waktu senggang, tempat di mana siang dan malam bertukar peran dalam keheningan estetis. Bukan pula sekadar destinasi baru untuk wisatawan Canggu yang tak pernah habis, tapi lebih mirip pernyataan sikap tentang bagaimana hidup seharusnya dijalani—dengan kaki telanjang di pasir, dan koktail di tangan.

Dapur Tropis dan Laut Nusantara
Beach House memulai narasi kulinernya dari laut. Setiap menu mengedepankan bahan-bahan lokal, khususnya hasil laut dan rempah tropis, yang diolah menjadi hidangan kontemporer berkelas. Tuna Tataki, misalnya, dibakar sebentar dan disajikan dengan saus tiram yang ringan. Di sisi lain, Lobster Roll tampil sederhana namun kaya rasa—menyatukan daging lobster segar dengan sayuran renyah dan rempah aromatik.




Ada juga Spicy Shrimp dengan sentuhan mayo pedas dan tobiko, yang menciptakan keseimbangan antara rasa gurih dan pedas dalam sekali suap. Tapi daya tarik sebenarnya mungkin justru ada di pengalaman BBQ pesisir, di mana ikan tangkapan segar dari Lombok—seperti kakap merah atau seabream—dipanggang terbuka, langsung di pinggir laut.

Bagi mereka yang mencari menu tinggi protein, tersedia Wagyu Striploin lengkap dengan saus chimichurri buatan rumah. Sementara untuk pengunjung yang lebih peduli lingkungan, ada sajian kembang kol panggang zero-waste yang disajikan bersama kuskus dan purée kembang kol—mewakili komitmen mereka terhadap keberlanjutan.