Namun, tidak semua berita buruk. Sektor ekonomi digital terus tumbuh pesat dan menjadi penyokong utama perekonomian Indonesia. Menurut laporan e-Conomy SEA 2025, nilai transaksi digital di Indonesia diperkirakan mencapai USD 146 miliar, meningkat 18% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini didorong oleh adopsi e-commerce yang semakin luas serta meningkatnya penggunaan layanan keuangan digital, termasuk dompet digital dan pinjaman berbasis teknologi.
Investasi juga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Pemerintah menargetkan realisasi investasi sebesar Rp1.500 triliun di tahun 2025, dengan fokus pada infrastruktur hijau dan energi terbarukan. Proyek-proyek besar seperti pengembangan ibu kota baru Nusantara dan ekspansi industri kendaraan listrik menarik minat investor asing, terutama dari Jepang, Korea Selatan, dan Uni Eropa.
Sektor manufaktur pun menunjukkan ketahanan yang cukup baik. Dengan adanya kebijakan insentif pajak dan peningkatan investasi, industri manufaktur Indonesia tumbuh sebesar 5,1% pada kuartal pertama 2025. Produk baja, tekstil, dan elektronik menjadi sektor unggulan yang menopang ekspor non-migas.
Melihat dinamika ini, masa depan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Kebijakan yang adaptif, inovasi berkelanjutan, serta peningkatan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya menjadi kunci utama agar Indonesia tetap kompetitif di tengah persaingan global.
Dengan langkah yang tepat, Indonesia tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berpeluang menjadi kekuatan ekonomi yang semakin diperhitungkan di Asia dan dunia. (Burhan Abe)
Yang berminat mendapatkan Buku Ekonomi Kita – Maret 2025, silakan japri ke 08118202120.