Mengapa Jung? Arak yang disimpan dalam guci jung oleh para pengrajin arak juga disebut arak jung.
Jung, demikian Agung, sebagai produk arak berusaha mengabadikan tradisi produksi dan proses aging penyimpanan arak dalam guci untuk menghasilkan citarasa terbaik. Terbukti bahwa kehalusan dan kemurniannya meningkat setelah melewati fase aging dan resting.
Testimoni para Jungers sebutan para penikmat arak Jung, arak Jung memang beda, halus, masuknya smooth, bikin tidur nyenyak dan yang terpenting tidak bikin tengkuk berat (alias “kondean”) keesokan harinya. “Semula saya terkejut dengan apresiasi yang seakan berlebihan dari para Junger sampai kemudian selama hampir dua mingguan saya setiap hari mencicipi Jung untuk menguji sekaligus memastikan feedback tersebut. Ternyata kesan dan tasting note para Junger itu ya begitu adanya,” cerita Agung.
Kata seorang profesor di bidang sastra I Nyoman Darma Putra, arak adalah akronim dari “ada rasa ada kata”. Jung adalah sepenggal kata yang menghasilkan berbagai tafsir dengan bumbu-bumbu kata yang ditambahkan.
Oh ya, selain arak, Jung juga memproduksi “Irish Coffee” alias Kopi Irlandia. Ini adalah jenis koktail yang dibuat dengan mencampurkan wiski Irlandia dengan kopi dan gula serta krim kocok di atasnya. Tapi Kopi Irlandia ala Jung tentu berbeda, karena sudah dalam kemasan dalam botol dan tinggal diminum sembari santai. Untuk pecinta kopi, bisa menambahkan ekstra kopi. Mau coba? (Burhan Abe)