SECANGKIR kopi menjadi ‘bahasa universal’, apalagi di era Web 2.0 di mana informasi mudah didapatkan dan tidak ada batas wilayah antar negara. Maka, kebutuhan secangkir kopi jualah yang mengantarkan saya ke Toma Café, warung kopi kecil (tentu, modern) di sebuah gang (calle La Palma 49) di kota Madrid, Spanyol.
Di kota yang mengagungkan seni, arsitektur, makanan, dan sepak bola itu, saya mencicipi secangkir kopi, plus latte coffe, untuk mendapatkan gambar yang fotogenik. Tidak sia-sia menyusuri jalanan Madrid, bersama seorang food enthusiast Billy Oscar, Luissa Luvania, dan dan Teguh Hardjono dari KBRI, dan menemukan kafe ini – yang ending-nya terbayar dengan cita rasa kopi yang nikmatnya bisa dikenang sepanjang masa.
Terletak di lingkungan Conde Duce lucu, Toma Café didirikan beberapa tahun yang lalu oleh orang Argentina asli Santi dan tim barista yang handal. Toma Cafe menempati ruang yang tidak begitu luas, hanya cukup untuk 20-an orang, tapi mengesankan sebagai very intimate lounge.
Pengunjungnya saya yakin bukan berasal dari Madrid saja, tapi kota-kota sekitar, serta para turis Eropa yang sedang berkunjung ke kota itu. Toma dalam bahasa Spanyol artinya “Take it” , meski nyatanya tidak sekadar take away. Ada yang berlama-lama menyeruput secangkir kopi sambil membuka notebook, ada ibu-ibu muda – dengan membawa bayi dalam dorongan, yang asyik bercengkrama, tapi tidak sedikit yang mampir sejenak untuk sekadar meneguk secangkir espresso. Dalam pengamatan yang tak lebih dari satu jam, tempat ini relatif padat dengan para tamu yang keluar-masuk.
Para barista sangat antusias melayani pengunjung, dan pengunjung pun bisa melihat langsung saat pesanannya dibikin. Tidak hanya kopi tentu, tapi tersedia homemade pastries, cookies, dan cake, untuk menemani minuman paling populer di dunia itu. Arriba! (Burhan Abe)