The Power of Social Media (2)

YouTube bukan sekadar media sosial saat ini. Jutaan orang di dunia telah menikmati berbagai layanan videonya. Awalnya mungkin terlihat remeh, tapi berikutnya adalah sebuah kekuatan. Justin Bieber dan Adele adalah salah dua contoh orang yang berhasil meroket berkat video yang diunggah ke platform ini. Media online yang dibuat 10 tahun yang lalu ini bukan sekadar ajang penunjang komunikasi belaka. Lewat YouTube, justru ada bakat yang mencuat dan menjadikan seseorang selebritas. Mungkin Steve Chen, Chad Hurley, dan Jawed Karim tidak pernah mengira situs buatan mereka, YouTube, menjadi panggung bakat bagi penggunanya.  

Mengapa begitu banyak yang mengunggah video ke YouTube, tapi hanya segelintir yang populer? Ternyata bukan sekadar faktor keberuntungan tak bermain di sini!  

YouTuber yang berbakat biasanya mengerti bagaimana menghubungkan diri dengan budaya pop yang berkembang di tengah masyarakat. Bahkan ia piawai menempatkan diri dengan merespons topik yang sedang diperbincangkan oleh masyarakat. Salah satunya pembuatan video parodi bisa menjadi jalan cepat meraih popularitas. Video parodi seperti yang dibuat Norman Kamaru semasa menjadi anggota Brigade Mobil, misalnya, berhasil mengangkatnya ke dunia gemerlap, meski ia tak berniat menjadi selebritas.  

Bagi Wisnu Adji, yang terlibat dalam produksi film Toba Dreams, YouTube merupakan wadah buat orang yang memiliki bakat. “Dengan adanya YouTube, orang bisa menyalurkan bakat terpendamnya. Kreativitas pun tidak sebatas akting atau bernyanyi, tapi banyak bakat yang bisa diperlihatkan,” ujar laki-laki yang kerap mengadakan kasting untuk artis film itu.  

 Web 2.0 Di era Web 2.0, media sosial bukan lagi ajang penunjang komunikasi belaka. Pada zaman kejayaan digital ini, informasi apapun bisa menyebar cepat bak virus melalui dunia maya (viral). Melalui  media sosial, seperti cerita di atas, seseorang yang tadinya tidak dikenal masyarakat jadi populer – dari nobody menjadi somebody.  

Lebih jauh, media sosial saat ini ikut menentukan apa yang diperbincangkan masyarakat. Bahkan media mainstream pun memperhitungkan apa yang diperbincangkan di media sosial. Menurut penelitian, 70 persen wartawan juga memiliki media sosial dan mengikuti apa yang sedang ramai dibicarakan, karena mereka harus mencari isu apa yang sedang ramai di masyarakat.  

Pendeknya, kekuatan Internet yang mengubungkan seluruh penduduk dunia, membuat peristiwa sekecil apapun di kota kecil sekali pun, bisa dengan cepat terkoneksi ke seantero jagat. Apalagi bila informasi itu bergulir secara massif  melalui media sosial.  

 Sumber: MALE Zone, MALE 140

Related Stories

spot_img

Discover

Nasionalisme dalam Kabut Digital: Sebuah Refleksi atas Karya Denny...

Oleh: Burhan Abe Di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi digital, Denny JA melalui...

Nasionalisme Di Era Algoritma

Oleh: Denny JA (Di tahun 2024, sambil memainkan aplikasi kecerdasan buatan, anak muda itu merenungkan...

HUT, Destinasi Kuliner dan Gaya Hidup Terbaru di Bali

HUT Café kini hadir sebagai magnet baru bagi pencinta kuliner di kawasan Seminyak, Bali....

Apéritif dan Pinstripe Bar: Bawa Suasana Internasional ke Dunia...

Mendekati akhir 2024, duo restoran dan bar favorit di Bali, Apéritif dan Pinstripe Bar,...

Retreat Memikat di Plataran Puncak Resort

Rasakan keindahan Plataran Puncak Resort, destinasi sempurna untuk liburan tak terlupakan dan acara istimewa...

Jaipur Rugs Expands its Presence in Asia with the...

Jaipur Rugs, an icon in the realm of handmade rugs, proudly unveils its flagship...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here