Persembahan Ananda untuk Perempuan Indonesia

Bertempat di Pool Verandah Four Seasons Hotel Jakarta, Senin, 15 September 2014 pukul 10.00-12.00 WIB telah diselenggarakan jumpa pers Persembahan Ananda untuk Perempuan Indonesia yang dihadiri oleh Hotel Manager Four Seasons Hotel Jakarta Bapak Ersev Demiroz, Ketua Komnas Perempuan Ibu Yuniyanti Chuzaifah dan sang maestro Ananda Sukarlan.  

Saat ini maestro musik klasik Indonesia Ananda Sukarlan sedang mengerjakan sebuah opera baru, CLARA, yang terinspirasi dari cerpen berjudul sama karya Seno Gumira Ajidarma. Karya ini menggambarkan salah satu penggalan kisah saat kerusuhan Mei ‘98.

Opera ini dipagelarkan pada bulan Desember mendatang, atas kerjasama Yayasan Musik dan Sastra Indonesia, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa/Indonesia for Humanity) dan didukung oleh Four Seasons Hotel Jakarta serta Berita Satu sebagai official media partner.

Beberapa cuplikan lagu dari opera tersebut serta karya lainnya akan diperdengarkan di acara resital piano, “Persembahan Ananda untuk Perempuan Indonesia” yang bertujuan untuk penggalangan dana bagi organisasi pengada layanan untuk korban kekerasan melalui Pundi Perempuan  Resital ini akan diselenggarakan di Hotel Four Seasons, pada 25 September 2014 mulai pukul 18.00-20.00 WIB.

Ananda akan ditemani oleh para vokalis klasik terbaik Indonesia saat ini, Evelyn Merrelita (soprano), Nikodemus Lukas Hariono (tenor) serta menghadirkan special guest: Wisnton Kurnia dari Indonesia’s Got Talent. Tiket resital dapat diperoleh dengan harga Rp. 500.000 per orang.   

Cerpen “Clara” memberikan kontribusi penting pada peran fiksi pendek Indonesia dalam mendukung pemulihan korban. Cerpen “Clara” mampu menunjukkan bagaimana korban ditolak dan dibungkam oleh aparat hukum negara. Di dalam banyak peradaban, meskipun diakui pemerkosaan adalah perbuatan kriminal, namun ironisnya seringkali korban justru disalahkan. Jika seluruh sejarah peradaban manusia belum menemukan solusi untuk itu, apa yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk menguatkan korban?

Salah satunya adalah dengan membuka kesadaran bahwa perkosaan bukanlah sebuah tindakan yang hanya berlangsung selama beberapa menit. Bagi pemerkosa, mungkin iya. Tapi untuk korban, itu adalah hal yang akan mempengaruhi seluruh kehidupannya. Dalam konteks kekinian, sikap menyalahkan korban masih terus terjadi.

Hal ini bisa dengan mudah kita lihat dari respon berbagai pihak yang seharusnya memberikan perlindungan dalam berbagai kasus kekerasan seksual terhadap perempuan. Data yang dikumpulkan oleh Komnas Perempuan menunjukkan bahwa, angka kekerasan seksual cenderung meningkat.

Komnas Perempuan mencatat dalam kurun waktu 1998-2011 kasus kekerasan seksual berjumlah hampir seperempat dari seluruh total kasus kekerasan, atau 93.960 kasus dari seluruh kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan (400.939).

Data terkini pada tahun 2012, bahkan menunjukan sedikitnya 35 perempuan menjadi korban kekerasan seksual setiap harinya dengan jumlah korban yang melapor 4.336 orang. Ironisnya lagi, hal ini tidak hanya terjadi pada perempuan dewasa tetapi juga pada kalangan anak-anak, baik perempuan maupun laki-laki.

Bahkan tahun 2013 dinyatakan sebagai tahun darurat kekerasan seksual terhadap anak, dari 2637 laporan kasus kekerasan terhadap anak yang diterima oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak, 62% di antaranya adalah kekerasan seksual.   

Related Stories

spot_img

Discover

Pemasaran Influencer di Asia Tenggara: Masa Kini & Masa...

Survei Vero terhadap influencer di Asia Tenggara memberikan gambaran mendalam tentang strategi pemasaran influencer...

Lulu Bistrot Hadirkan Menu Sunday Brunch Terbaru

Nikmati pengalaman brunch santai khas Prancis di spot favorit Canggu setiap Minggu. Minggu Anda kini...

Agora Mall, Destinasi Gaya Hidup Modern di Thamrin Nine...

Terletak di kompleks prestisius Thamrin Nine, Agora Mall terhubung langsung dengan landmark ikonis seperti...

Djournal Coffee Hadirkan Identitas Baru dengan Semangat yang Lebih...

Menunjuk Laura Basuki sebagai Chief Excitement Officer, Djournal Coffee Membawa Pengalaman Kopi ke Level...

Nasionalisme dalam Kabut Digital: Sebuah Refleksi atas Karya Denny...

Oleh: Burhan Abe Di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi digital, Denny JA melalui...

Nasionalisme Di Era Algoritma

Oleh: Denny JA (Di tahun 2024, sambil memainkan aplikasi kecerdasan buatan, anak muda itu merenungkan...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here