Video musik pernah mencapai jaya-jayanya pada era 1980-an. Tapi sebetulnya, hingga sekarang, video musik terus berkembang, bahkan mediumnya tidak hanya TV, tapi juga Internet.
Perkembangan video musik umumnya identik dengan perkembangan industri musik itu sendiri. Sebuah negara yang industri musiknya maju, bisa dipastikan video musiknya juga dapat berkembang cepat. Amerika Serikat, misalnya, hampir seluruh dunia menikmati produknya, mulai dari industri musik hingga video musik lewat MTV-nya membuat musik yang berevolusi menjadi video klip musik.
MTV sekarang memang bukan satu-satunya TV yang menayangkan video musik, tapi beberapa stasiun TV yang lain juga sering menyelipkan beberapa video musik. Bahkan di Indonesia, misalnya, hampir seluruh televisi menayangkan acara video musik sebagai salah satu program andalanya.
Menonton Musik
Video musik sebenarnya tidak jauh berbeda dengan film pendek. Hanya, video musik merupakan perpaduan antara lagu dan gambar. Biasanya video musik berkaitan dengan kepentingan promosi dan penjualan album atau singlesang penyanyi atau musisi.
Sebelum MTV tahun 1980-an, video musik sebenarnya sudah ada sejak dekade sebelumnya, hanya penamaannya tidak seragam dan cenderung membiaskan makna sebenarnya. Istilah yang dipakai kala itu seperti song video, song clip, film clip, dan filmed insert.
Dalam perkembangannya, video musik tak hanya menampilkan film bermusik. Lebih dari itu, keberadaannya sejalan dengan kemajuan teknologi atau tren yang tengah digandrungi di dunia perfilman.
Sejak suara memasuki dunia perfilman, banyak film yang berisi musik dan lagu. Adapun video musik baru ada pada 1950-an. Tony Bennet adalah penyanyi pertama yang merekam dan menyiarkannya di AS serta Inggris. Namun yang digarap dengan sungguh-sungguh adalah video musik Jailhouse Rock, yang dibawakan oleh Elvis Presley.
Jika mengacu pada tujuan pembuatannya sebagai promosi dan penjualan album atau single, video musik Dame si do bytu (Let’s Get to the Apartment) garapan Ladislav Rychman pada 1958 adalah yang paling tua.
Tak dapat dibantah The Beatles-lah yang menetapkan dasar pembuatan video musik saat ini, dengan filmnya, A Hard Day’s Night (1964), yang disutradarai oleh Richard Lester. Film hitam-putih itu dibuat seperti film dokumenter, yang memasukkan unsur komedi dan dialog yang ditingkahi musik. Bila bagian per bagian film tersebut dipotong, akan menjadi kesatuan yang berdiri sendiri. Walhasil, bagian yang menampilkan adegan bernyanyi seolah menjadi model bagi pembuatan video musik saat ini.
Film kedua The Beatles, Help! (1965), lebih mumpuni lagi. Film berwarna itu menggunakan berbagai teknik pengambilan gambar, yang pada saat itu tidaklah lazim. Misalnya, pengambilan gambar lebih berfokus pada foreground kepala gitar George Harrison ketimbang sosok John Lennon yang berada di belakangnya. Baru pada 1965 itu The Beatles peduli terhadap keberadaan video musik, atau kala itu disebut filmed insert. Maka lahirlah video musik Rain/Paperback Writer, Strawberry Fields Forever, dan Penny Lane.