“Bagi saya mencampurkan budaya, proses kreatif dan religiusitas para seniman Sufi ini seperti mengajarkan bagaimana manusia mencintai dan dan merawat kehidupannya tanpa menilai latar belakangnya yang berbeda-beda. Sangat bermanfaat bagi masyarakat di zaman sekarang yang perlahan kehilangan makna dari kehidupan,” ujar Sujiwo Tejo.
“Dalam suasana Ramadhan, Galeri Indonesia Kaya menggelar pertunjukan bertema sufi yang mengajarkan tentang cinta damai, kasih sayang, tentang bagaimana menghargai kemanusiaan. Dengan alunan lagu dari Candra Malik, tarian-tarian Sufi serta pembahasan mengenai kreativitas seniman oleh Sujiwo Tejo, pertunjukan ini akan memberi warna, kesegaran dan sudut pandang baru bagi para penikmat seni dalam memandang kehidupan,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Candra Malik
Candra Malik merupakan seorang budayawan sufi. Setelah belajar Tasawuf kepada delapan mursyid (guru), kini ia sedang melanjutkan pembelajaran kepada Umbu Landu Paranggi, sufi penyair di Bali. Ia telah meluncurkan dua album religi, sejumlah Single, dan video klip, serta soundtrack film dan berkolaborasi dengan banyak tokoh antara lain, Idris Sardi, KH Mustafa Bisri (Gus Mus), Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), Iwan Fals, Addie MS, Dewa Budjana, Tohpati, Jockie Suryoprayogo, Leo Kristi, Sujiwo Tejo, Butet Kartaredjasa, dan Trie Utami. Candra Malik juga menggagas dan menjadi mentor utama dalam program edutainment ke pesantren-pesantren bertajuk Santri Bernyanyi.
Sujiwo Tejo
Sujiwo Tejo adalah seniman serbabisa. Dia penulis, pelukis, pemusik dan dalang wayang. Selain itu, dia sutradara, pemain film dan teater. Sujiwo Tejo telah merilis empat album, yaitu Pada Suatu Ketika (1998), Pada Sebuah Ranjang (1999), Syair Dunia Maya (2005), Yaiyo (2007), Mirah Ingsun (2012), dan sebuah album kompilasi 2012 (2012). Sejumlah bukunya, antara lain, berjudul Ngawur Karena Benar, Jiwo Jancuk, Lupa Endonesa, Republik Jancukers, Dalang Galau Ngetwit, dan Rahvayana Aku Lala Padamu.
Endo Suwanda
Lahir di Majalengka, Jawa Barat, 14 Juli 1947, Endo Suwanda sejak usia 10 tahun, adalah seorang nayaga dan penari tradisi. Belajar membuat topeng, tari dan karawitan Cirebon sejak tahun 1969, dia mendapat beasiswa untuk program MA di Wesleyan University, Middletown, Connecticut, Amerika Serikat (1979-1983). Meraih gelar Ph.D. etnomusikologi dari Washington University, Amerika Serikat (1987-1991) dan menjadi asisten untuk musik gamelan. Pengajar tetap di Institut Seni Indonesia Bandung ini aktif menulis dan memberikan lokakarya dan pertunjukan seni keliling dunia. Endo juga mengelola Tikar Media Nusantara dan Lembaga Pendidikan Seni Nusantara untuk pengajaran seni dan budaya di sekolah. Sudah ribuan sekolah di 12 provinsi yang menerima bahan ajar dari kedua lembaga yang diasuh etnomusikolog ini.
Syamsi Rizki
Lahir di Jakarta, 4 Februari 1977, Syamsi Rizki adalah Sufi dari Thariqat Naqsabandiy Haqqani yang berba’iat kepada Syekh Hisyam al Kabbani. Menyelesaikan kuliah Diploma IV di Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti pada 1999, dia mengawali karir sebagai penyiar radio, belajar copywriting secara otodidak, dan saat ini menekuni video directing. Dia adalah salah satu dari sekian banyak Sufi yang hidup berbaur bersama masyarakat sebagai seorang profesional.
Minladunka Band
Minladunka Band merupakan kelompok band dari Bandung, Jawa Barat, berdiri sejak April 2012. Mengiringi Candra Malik sejak tur konser Djarum Coklat Ngabuburit 2012 Iwan Fals & Candra Malik. Terlibat dalam rekaman album kedua dan sejumlah single Candra Malik. Para personilnya menjadi mentor pendamping dalam program Santri Bernyanyi ke pesantren-pesantren bersama Candra Malik.
Galeri Indonesia Kaya
Galeri Indonesia Kaya merupakan ruang publik yang didedikasikan untuk masyarakat dan dunia seni pertunjukan Indonesia sebagai wujud komitmen Bakti Budaya Djarum Foundation untuk terus memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya generasi muda agar tidak kehilangan identitasnya sebagai bangsa Indonesia.