Anak muda memang minim pengalaman — maka ia tak menawarkan masa lalu. Anak muda menawarkan masa depan. (Anies Baswedan, 28 Oktober 2012).
Di atas itu sebuah tweet (kicauan) Anies Baswedan yang tidak saja menarik dan inspiratif. Kicauan pada 28 Oktober 2012 itu di-retweet (RT, atau digaungkan) sebanyak 651 kali, dan 97 orang menandainya sebagai ‘favorit’.
Pada 3 Januari 2014 lalu, sebuah ucapan Anies yang dikutip oleh akun @MataNajwa mendapat retweet (gaung) sebanyak 1.828 kali dan lebih dari 300 favorit – jauh di atas ungkapan tokoh lain yang juga dikutip @MataNajwa. Ucapan yang disampaikan Anies pada acara ‘MataNajwa’ 1 Januari 2014 itu berbunyi begini: “Pemimpin itu harus tulus. Ketika dipuji dia tdk terbang, ketika dicaci dia tdk tumbang.”
Beberapa tweet lain:
- “Berhenti anggap cuma anak yang perlu belajar. Justru orangtualah yang paling perlu belajar jadi pendidik.” (4 Januari 2012; 137 RT, 27 F).
- Tugas anak muda adalah membuat sejarah, bukan menulis sejarah (11 Feb 2012, 311 RT, 40 F).
- Jika orang tak bermasalah masuk politik dipermasalahkan, lalu siapa yang akan mengatasnamakan kita 5 tahun ke depan ? (8 Desember 2013, jam 17.27. Dalam tempo dua jam, pada pukul 19.40, tweet itu telah di-RT 160 kali).
- “Republik ini harusnya dititipkan—pada orang-orang yang berani memutuskan, mau tanggung jawab & “takut” kepada sejarahwan.” (26 Januari 2012; 131 RT, 16 F).
Masih ada ratusan tweet Anies yang juga digaungkan ratusan kali. Selain menarik dan inspiratif, banyak ucapan Anies, khususnya yang ada di Twitter, sangat menyentuh, sehingga beberapa kali sempat membuat orang menangis.
Bagi banyak orang yang menggunakan atau mengamati media sosial seperti Twitter, RT sebanyak itu jarang terjadi. Akibatnya Anies meraih banyak pengikut. Hingga 8 Desember 2013 lalu, follower-nya mencapai 338.445 orang, naik dari 320.860 pada sebulan sebelumnya (8 November 2013). Follower itu naik terus, tanpa Anies harus membayar atau menggunakan buzer – yang kini banyak dipakai tokoh lain. Pada akhir 31 Januari 2014 pagi, jumlah follower Anies mencapai 381.418.
Itu dua alasan mengapa buku ini ditulis. Alasan lain, harus diakui, bahwa buku ini menjadi menarik karena Anies ikut konvensi pencalonan presiden dalam konvensi Partai Demokrat. “Meski sebenarnya buku ini telah saya siapkan sejak sekitar pertengahan 2012 lalu, jauh sebelum ada konvensi oleh Partai Demokrat,” kata Syafiq Basri Assegaff, penulis buku ini.
Di luar urusan konvensi itu, beberapa hal penting yang menarik dari Anies adalah:
- Wawasan dan inisiatifnya luas dan dalam, mulai soal korupsi, pendidikan, partai politik, hingga perkara kekerasan atas nama agama, dan peranan media massa.
- Sudah jadi aktivis pergerakan sejak muda; sejak masa kuliah di UGM telah memimpin berbagai demo.
- Memiliki leadership yang unggul: sejak SMP telah biasa menjadi memimpin.
- Mengajak dan memotivasi orang untuk tidak hanya bermimpi, atau berangan-angan, tetapi benar-benar bekerja, turuntangan, dan melampaui mimpi mereka: Anies memimpin berbagai gerakan. Ia mengajak ribuan orang lain ikut memikul masalah bersama dan mencari penyelesaiannya bersama-sama pula, bukan hanya pandai protes, memaki atau mencela, tanpa berbuat apa-apa. “Lebih baik menyalan lilin, daripada mengutuk kegelapan.” Ia memotivasi orang untuk melampaui mimpi mereka. Kata Anies, “Bisa melihat perubahan itu biasa; bisa membuat perubahan itu baru keren.” (tweet 8 Desember 2013).
Di bawah adalah di antara alasan beberapa tokoh, ‘mengapa mem-follow akun @aniesbaswedan di Twitter’:
- Goenawan Mohamad: Anies selalu menyatakan pendapat dengan runut, dengan nalar, dan tak jarang inspiratif.
- Najwa Shihab: Anies sering muncul dengan cara pandang yang berbeda terhadap suatu masalah,dan mengajak untuk selalu optimis.
- Burhanuddin Muhtadi: Anies menyuntikkan harapan bahwa kita bisa memenangkan masa depan Indonesia. Pesimis, apalagi nyinyir, takkan membantu apa-apa.
- John Riady (Grup Lippo): Juara pendidikan dan masa depan Indonesia. Sumber inspirasi dan ide baru!
- Muchlis Hasyim Yahya (Inilah.com) | @MuchlisHasyim: Saya ikuti @aniesbasewdan karena Ia sosok pemimpin muda masa depan. Kalau ia konsisten perjuangkan nilai-nilai keindonesiannya, saya dukung.
- Petty S Fatimah (Pemimpin Redaksi Majalah Femina @petz09): kagum pada ide Anies untuk partisipasi publik terhadap pendidikan dan suka pemikirannya. No nonsense, result oriented.
- Yunarto Wijaya: Tokoh yang pernyataannya bergaya seorang inspirator … Sangat cocok dinikmati di Twitter yang terbatas karakternya. (by @sbasria)