Dari Iseng Hingga Berburu Wine ke Berbagai Negara
MINUM wine di kalangan orang Indonesia kian ngetren. Selain menjadi bagian dari gaya hidup urban, wine merupakan pasar yang sangat potensial untuk terus digarap. Berbagai komunitas pencinta wine pun bermunculan, salah satunya Vox Populi Wine Community.
Vox Populi Wine Community adalah komunitas pecinta wine, kumpulan orang-orang penyuka wine, minuman yang berasal dari fermentasi dari buah anggur. Minuman ini bisa dibilang minuman khusus orang-orang kelas atas, sebab selain mahal harganya juga tak gampang menemukan barang ini.
Demi mendapat rasa dan kualitas anggur terbaik, para penggila minuman ini rela merogoh koceh hingga puluhan juta. Bahkan mereka juga rela berburu ke berbagai negara lain seperti Eropa hingga Timur Tengah. Seperti yang dilakukan oleh para anggota komunitas wine yang dipelopori oleh Burhan Abe ini. Mereka mengaku awalnya tidak sengaja membentuk komunitas wine ini. Dari iseng-iseng karena sering meliput dan menulis masalah wine, hingga mencari sendiri minuman tersebut, membuat wartawan senior lifestyleini terus selalu berburu minuman itu hingga ke manca negara – beberapa di antaranya memang ada kaitannya dengan liputan.
“Terbentuknya komunitas pecinta wine ini sebetulnya tidak sengaja, pada awalnya kami hanya kumpul-kumpul di suatu tempat, karena pekerjaan sebagai wartawan, lama-kelamaan jadi keseringan sehingga kami rutin minum-minum wine, maka terbentuklah komunitas ini,” kata Burhanuddin Abe, ketua Vox Populi Wine Community. Di luar wine, Vox Populi sendiri sebetulnya adalah sebuah creativesyndicate, yang di dalamnya terdiri dari para penulis dan wartawan freelance, yang terbentuk sekitar enam tahun yang lalu.
Kembali ke soal wine, “minuman ini sejarahnya sudah ada lebih dari 1.000 tahun sebelum Masehi, berawal dari Iran itu penghasil wine, akhirnya tersebar ke banyak negara, ke seluruh penjuru dunia,” ujarnya.
Menurut Burhan Abe banyak negara sudah memiliki kebun anggur dan pengolahan wine, termasuk di Indonesia, “Kalau bicara soal wine, dan wineries, sejarahnya memang sudah lama banget. Prancis dikenal sebagai salah satu penghasil wine terlama dan terbaik di dunia. Kalau di Australia, yang anggurnya dikenal sebagai new world wine, juga tidak kalah serunya, bahkan kini menjadi salah satu negera penghasil wine terbesar. Hampir semua negara mempunyai produk wine, minimal penduduknya mengonsumsi wine. Indonesia juga punya wine, yang diproduksi di Bali, mereknya Hatten,“ katanya.
Permintaan wine dan tradisi minum wine di Indonesia, khususnya di Jakarta dan beberapa kota besar, memang mulai tinggi, bahkan sejak tahun 2000-an banyak bermunculan komunitas-komunitas dan klub-klub pecinta wine – yang sebelumnya hanya monopoli para ekspat. “Apalagi banyak distributor wine yang bermunculan, juga wine lounge yang banyak dibuka di Jakarta,” jelasnya.
Tujuan membentuk komunitas wine lanjut Burhan, bukan sekadar untuk mabuk-mabukan pastinya. “Sebagian orang kalau mendengar anggur itu kesannya adalah minuman memabukkan. Padahal wine ini beda dengan minuman keras pada umumnya, cara minumnya ada seni tersendiri. Wine itu adalah social drink, ada ritualnya, dan dinikmati rame-rame dalam sebuah perjamuan, misalnya wine dinner. Sambil berkumpul, menikmati makanan dan minuman, mereka bisa saling bertukar pikiran, minimal networking,” tandasnya. (YKO)
Sumber: Nonstop, 22 April 2012