Ketika Anda menikmati makanan, wine jenis apa yang cocok sebagi teman? Rumus bakunya, sebagiamana dalam rumus Food and Wine Pairing Guide, makanan dengan merah sebaiknya dengan red wine, sedangkan makanan dengan daging putih (unggas dan ikan) sebaiknya dengan white wine.
Jika dikembangkan lagi, misalnya, jika menu hidangan Anda aneka ikan (misalnya dengan bahan dasar kakap putih), wine yang sepadan adalah wine Italia, sebutlah varian Barbera-Piemonte atau Chianti-Banfi. Tapi red wine dari Australia yang tidak terlalu kompleks sebetulnya juga masuk.
Memang, kalau belajar dari yang telah berpengalaman, seni memadupadankan makanan dengan wine, pada prinsipnya, tidak boleh bertabrakan satu sama lain. Itu sebabnya makanan dengan bahan dasar daging merah akan pas dengan red wine – sebutlah red wine dari Perancis seperti Burgundy. Tapi untuk orang-orang tertentu lebih suka memadukan grilled meat dengan dry wine jenis Chardonnay atau wine yang lebih muda usianya seperti Sauvignon Blanc.
Tapi red wine akan “mengalahkan” makanan kita yang berbahan dasar ikan. Dengan kata lain, bila Anda penggemar seafood sebaiknya pilih wine yang citarasa buahnya sedikit manis dan tidak terlalu dry. Misalnya white wine Sauvignon Blanc tahun muda, atau wine Jerman yang lebih manis seperti Riesling. Dengan demikian citarasanya bisa cocok dengan ikan yang biasanya memakai bumbu-bumbu seperti cabai, bawang putih dan tomat.
Jadi, sebenarnya tidak ada rumus baku sebenarnya bagaimana Anda memadukan makanan dengan wine yang Anda minum. Butuh pengalaman dan jam terbang yang tinggi untuk mendapatkan rasa yang menurut Anda bisa sempurna. Masing-masing individu ada mempunyai selera yang unik, yang berbeda satu sama lain. Hampir semua jenis makanan dapat dipadukan dengan berbagai wine. Orang memiliki selera dan keinginan yang berbeda-beda yang mempengaruhi kombinasi perpaduan makanan dan minuman. Sebagai contoh, Anda bisa menggunakan keju dengan white wine – sebutlah Chardonnay atau Sauvignon Blanc.
Yang rada membingungkan adalah ketika hendak memadukan wine dengan makanan Indonesia. Memang, beberapa produsen wine berbagai negara mencoba memberi tip memadupadankan wine dengan makanan Asia, karena pasar Asia memang makin membesar. Tapi yang ada adalah makanan Jepang, China, dan mungkin India. Makanan Indonesia? Tidak ada, atau hanya sedikit yang membahasnya.
Bayangkan, bisakah makanan padang dipadukan dengan wine? Paling tidak ada tiga karakter di makanan padang ini, yakni berlemak (santan), spicy, dan pedas. Dua yang pertama masih bisa dicarikan padanannya, tapi pedas? “Pasti akan merusak rasa, sehingga mengalahkan taste wine-nya,” ujar Yohan Handoyo, penulis buku “Rahasia Wine”.
Sesungguhnya ada beberapa hal pokok dalam mengkombinasikan makanan dan berbagai varian wine ini. Yang pertama adalah, hindari beberapa jenis makanan yang merusak rasa wine seperti cabai, rempah-rempah yang terlalu spicy, bawang putih, cuka, serta buah-buahan segar.
Untuk sementara, terutama jika Anda belum terlalu berpengalaman, ikutilah petunjuk wine expert, yang bisa dibaca dari buku-buku atau pun situs-situs wine di Internet. Sesungguhnya kombinasi makanan dengan wine yang tepat akan meningkatkan cita rasa makanan.
Tapi yang lebih penting adalah, tidak hanya makanan saja yang menjadi faktor penentu, apakah wine tersebut bisa dinikmati secara optimal. Cara penyajian yang tepat, sampai suasana saat menikmatinya, menjadi faktor yang tak kalah pentingnya. So, eksplorasi lebih jauh pengalaman indra pengecap Anda, dan ikuti kata hati dalam menggali cita rasa dalam menikmati wine. Cheers! (Burhan Abe)
Majalah Appetite Journey