Memang ada beberapa chateau – yang tidak sekadar sebuah bangunan tempat wine dibuat tapi winery dalam pengertian modern, yang membuat wine dari satu jenis saja. Sebutlah Chateau Petrus yang kadang-kadang menggunakan Merlot saja. Tapi kebanyakan kebanyakan chateau mencampurkan produknya dari beberapa jenis wine. Inilah yang membuat wine Bordeaux unik, yang masing-masing wine maker di sana mempunyai keunikan masing-masing.
Rasa memang personal, tapi kalau ingin lidah Anda menyukai rasa wine yang kompleks, tidak ada salahnya kalau Anda menjatuhkan pilihan ke wine asal Bordeaux ini.
Wine asal Bordeaux, yang dihasilkan 61 chateau, diklasifikasikan dalam lima kategori. Penggolongan ini berdasarkan harga jualnya, yakni first growths, second growths, dan seterusnya hingga fifth growths. Di kategori pertama, tentu dianggap mempunyai jenjang kualitas terbaik, terdiri dari Chateau Lafite-Rothschild (yang berlokasi di desa Pauilac), Chateau Latour (Pauilac), Chateau Haut-Brion (Grave), Chateau Mouton-Rothschild (Pauilac), dan Chateau Margaux (Margaux).
Pengklasifikasian di atas adalah berdasarkan penilaian Bordeaux Chamber of Commerce di Prancis tahun 1855, yang disebut pula sebagai pengklasifikasian tertua. Memang, pengklasifikasian tersebut memang tidak mutlak, bahkan tidak mencakup semua daerah penghasil wine, sehingga ada pengklasifikasian lagi, misalnya yang dilakukan pada tahun 1973 dan 2006.
Yang terang, industri wine di Bordeaux berkembang mengikuti zaman. Pemerintah, terutama lembaga yang mempunyai otoritas, dan masyarakat di sana tentunya, menganggap wine adalah identitas nasional sehingga tradisinya perlu dijaga turun temurun, dari generasi ke generasi. “Menikmati wine Bordeaux tidak sekadar mencicipinya, tapi juga harus mengerti sejarah dan mencintai budaya di sana,” ujar Evander. (Burhan Abe)