Dari Cabuk Rambak hingga Gudeg Ceker

Solo bukan hanya batik atau budaya saja, kota ini terkenal dengan jajanan serta makanannya yang khas. Tidak heran kalau kelompok pecinta makan seperti Jalansutra, menjadikan Solo sebagai salah satu tujuan wisata kuliner mereka.

Kalau mau tahu daftar kuliner Solo yang eksotis, inilah beberapa di antaranya: timlo, pecel sambel kacang (sama saja dengan pecel Jawa yang lain), pecel sambel wijen (sering disebut “pecel ndeso”), tahu kupat, cabuk rambak, sosis solo, sate buntel, garang asem, tengkleng, gudeg ceker, dan masih banyak lagi.

Kali ini yang menjadi incaran saya dan teman-teman adalah “pecel ndeso”. Kami memilih warung makan Pecel Solo yang terletak di Jalan Dr Supomo No 55. Nama warungnya terdengar sudah jamak, tapi suasana eksotik etnis Jawa pada masa lalu sangat kental.

Atmosfernya sudah menawan, tapi makanannya sendiri tidak kalah menggodanya. Tidak hanya kemasannya yang “kuno”, tapi nasi pecelnya sendiri berasal dari beras merah, jenis beras yang kini makin langka. Pecelnya, berisikan sayuran, mulai dari jantung pisang, nikir, daun petai cina, bunga turi dan kacang panjang. Sambalnya ada dua pilihan, sambal kacang seperti pecel pada umumnya atau sambal wijen yang memiliki dua pilihan, wijen putih atau hitam. Lauk yang bisa Anda pilih di sini adalah tempe bacem, belut goreng, telur ceplok, sosis solo, bongko (kacang merah dan kelapa), gembrot, otak, iso goreng, dan lain-lain.

Sasaran berikutnya adalah gudeg ceker. Menu ini merupakan variasi dari jenis gudeg yang biasa kita kenal, hanya saja ditambahkan dengan ceker alias kaki ayam. Sungguh pengalaman kuliner yang menyenangkan.

Apalagi, menu ini, sebutlah Gudeg Ceker Bu Kusno Margoyudan, yang berlokasi di Jl. Monginsidi, hanya bisa ditemui pada jam 02.00 dini hari. Pembelinya mengantre, datang dari kalangan yang beragam, mulai dari tukang becak sampai pejabat bermobil, dan tentu saja wisatawan dari luar kota.

Para pengunjung bisa menghabiskan hingga puluhan ceker, yang dihidangkan bersama dengan gudeg. Ceker-ceker tersebut telah dimasak hingga lunak, karena rasanya memang lezat. Selain dimakan bersama dengan nasi gudeg, pengunjung bisa juga memesan ceker dengan bubur. Itu baru sebagian saja, sebab kalau dituruti mencicipi semua makanan khas Solo, tentu waktu waktu seminggu pun tidak akan cukup. (Burhan Abe)

Related Stories

spot_img

Discover

Retreat Memikat di Plataran Puncak Resort

Rasakan keindahan Plataran Puncak Resort, destinasi sempurna untuk liburan tak terlupakan dan acara istimewa...

Jaipur Rugs Expands its Presence in Asia with the...

Jaipur Rugs, an icon in the realm of handmade rugs, proudly unveils its flagship...

Fatboy Izakaya: Destinasi Baru Kuliner dan Hangout di Bangkok

Fatboy Izakaya, restoran Jepang modern yang telah mendapatkan banyak penggemar di Bangkok, kini resmi...

Menggabungkan Kearifan Lokal Bali dengan Sentuhan Modern

Berlokasi di atas tebing dramatis di Pantai Dreamland yang ikonik, Maja Sunset Lounge di...

Venice Simplon-Orient-Express Introduces Artist JR’s L’Observatoire Sleeper Carriage

The Venice Simplon-Orient-Express, A Belmond Train, Europe has unveiled the interiors of L’Observatoire, an...

Sensasi Kuliner Riyadh: Menjelajah Dunia Gastronomi

Baik Anda pendatang baru atau pelancong berpengalaman, Riyadh menawarkan pengalaman kuliner yang menarik, siap...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here