Makan Siang Terpanjang

Melbourne adalah kota terakhir yang kami kunjungi dalam program ini. Dengan penduduk 3 juta juta jiwa, kota tersibuk kedua di Australia setelah Sydney ini konon merupakan salah satu kota yang paling baik dihuni di dunia. Kota yang dibangun sejak 1835 ini mirip dengan kota-kota besar lainnya di Eropa, campuran antara modern dan klasik. Anda tidak akan bosan menyusuri jalanan melewati bangunan-bangunan kuno maupun mal-mal mewah.

Hari pertama, setelah check in Grand Hyatt Melbourne, kami lewatkan dengan makan siang di Pearl Restaurant yang berlokasi di Chuch Street, Richmond. Restoran ini berkonsep minimalis, tapi makanannya sangat variatif. Dalam Good Food Guide 2002 terbitan The Edge Melbourne, resto yang juga menjual pearl yang ditaruh dalam show case ini dipuji sebagai pendatang baru terbaik.

Sehabis makan dan mengobrol, kami tak sabar mengikuti tur yang diberi tajuk “Chocolate Indulgence Walk” – melihat dan menikmati coklat dari dekat. Saya tidak menyangka kalau tur tersebut ternyata hanya berjalan-jalan di kawasan pertokoan.

Dengan dipandu oleh Suzie Wharton dari Talkabout Tours kami menyusuri kawasan kawasan CBD (Central Business District) Melbourne, rutenya dimulai dari es krim dari Chairmaine’s Ice Cream di Southgate, kemudian pembuat gulali di Toko Suga, pembuat coklat tertua Haigh’s Chocolat, dan berakhir di The Pancake Parlour sambil menikmati panekuk yang lezat.

Yang surprise justru di akhir acara, sambil minum teh di Hanzelmann’s di sisi Hotel Grand Hyatt, Suzie yang berusia setengah baya itu menunjukkan kelasnya sebagai ahli coklat. Ia merencanakan akan menyusun buku dengan kemasan mewah yang berjudul “A Chocoholic Guide to Melbourne”.

Restoran fine dining yang kami jajal di Melbourne adalah Circa, Ezard di Adhelpi Hotel, dan Flower Drum – restoran Cina di China Town. Restoran yang disebut terakhir inilah yang bisa menebus kerinduan saya akan nasi dan makanan Asia, setelah hampir dua minggu selalu ketemu dengan makanan Barat.

Warga Melbourne adalah pemuja makanan dan wine, maka pada setiap jamuan makan selalu tersedia wine. Uniknya, ada beberapa restoran yang mengizinkan tamunya untuk membawa wine sendiri dari rumah, sehingga tidak harus membeli dari restoran, cukup membayar biaya service saja. Restoran seperti ini biasanya mencantumkan BYO (bring your own) di outlet dan di daftar menunya, selain kata “licensed” (mempunyai izin menjual minuman beralkohol, termasuk wine).

Perkebunan anggur dan pembuatan wine di Melbourne tergolong lebih modern, paling tidak dibandingkan dengan tempat serupa di Brisbane dan Canberra. Kami mengunjungi dua winery, Yering Station dan Domain Chandon. Keduanya berlokasi di dataran tinggi Yarra Valley, jaraknya sekitar 1,5 jam perjalanan dengan mobil dari kota Melbourne.

Yering Station berdiri sejak 1838, dan sekarang menjelma menjadi winery modern. Selain terdapat restoran dengan pemadangan pegunungan yang indah, mereka menjual paket wisata testing wine. Mirip dengan Domaine Chandon yang sebetulnya spesialisasinya pada French Champagne atau sparkling wine. Tapi pada saat itu kami berkesempatan mencicipi berbagai wine yang anggurnya dipanen dari tempat tersebut dengan bermacam-macam varietas, mulai dari Chardonnay, Pinot, Noir, Cabernet hingga Shiraz.

Yarra Valley sebenarnya tidak hanya wine-nya yang terkenal, keju terbaik juga dihasilkan dari tempat ini. Kami mengunjungi Yarra Valley Dairy menikmati aneka keju buatan tangan serta secangkir cappucino yang hangat di tengah-tengah peternakan sapi. Santai di sebelah kandang sapi, bo! Suasana seperti ini rasanya hanya bisa dinikmati oleh orang-orang bule saja, yang setiap hari makan keju tanpa tahu tempat pembuatannya dari dekat.

Related Stories

spot_img

Discover

Djournal Coffee Hadirkan Identitas Baru dengan Semangat yang Lebih...

Menunjuk Laura Basuki sebagai Chief Excitement Officer, Djournal Coffee Membawa Pengalaman Kopi ke Level...

Nasionalisme dalam Kabut Digital: Sebuah Refleksi atas Karya Denny...

Oleh: Burhan Abe Di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi digital, Denny JA melalui...

Nasionalisme Di Era Algoritma

Oleh: Denny JA (Di tahun 2024, sambil memainkan aplikasi kecerdasan buatan, anak muda itu merenungkan...

HUT, Destinasi Kuliner dan Gaya Hidup Terbaru di Bali

HUT Café kini hadir sebagai magnet baru bagi pencinta kuliner di kawasan Seminyak, Bali....

Apéritif dan Pinstripe Bar: Bawa Suasana Internasional ke Dunia...

Mendekati akhir 2024, duo restoran dan bar favorit di Bali, Apéritif dan Pinstripe Bar,...

Retreat Memikat di Plataran Puncak Resort

Rasakan keindahan Plataran Puncak Resort, destinasi sempurna untuk liburan tak terlupakan dan acara istimewa...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here