Berobat sambil Berwisata di Penang

Selain pelayanan untuk pasien penyakit jantung, rumah sakit yang memiliki 40 dokter spesialis ini juga melayani penderita kanker (oncology centre), pembuatan bayi tabung (fertility centre), unit layanan bedah tangan dan microsurgery (hand dan microsurgery unit), klinik insomnia (sleep laboratory), unit pelayanan general chek up, pelayanan wanita dan anak-anak, dan lain-lain. “Seperti shopping centre, semuanya ada,” ujar DR. Chan Kok Ewe, sambil tertawa.  

Dengan konsep seperti itu tidak aneh kalau Island Hospital menjadi pilihan banyak pasien, termasuk pasien asing – jangan kaget, mayoritas pengunjung asing (72%) berasal dari Indonesia. Selain pelayannya yang prima, unsur kemewahan juga mewarnai rumah sakit ini. Ketika memasuki salah satu kamar rawat inap, langsung tersingkir gambaran ruang perawatan yang penuh dengan aksen peralatan medis. Tidak ada bau rumah sakitnya, bahkan boleh dibilang mirip hotel berbintang.

Memang, harga sewa ruangnya juga tidak murah, untuk ruangan super deluxe, yang paling mewah, pasien harus merogoh kocek RM 6.000 per orang per malam, di bawahnya ada kelas single deluxe RM 3.500. Tapi ada juga yang murah, dalam satu ruangan dipakai berempat, sekitar RM 150 per orang per malam – mirip di rumah sakit umum, meski fasilitas dan pelayanan hotelnya tetap dipertahankan.  

Mengingat pasien internasional rumah sakit ini berasal dari Indonesia, Island Hospital yang menyasar segmen atas ini menyiapkan personel yang bisa berbahasa Melayu. Di guest relation, seperti layaknya di hotel, ada petugas khusus yang melayani orang Indonesia.

Menurut Nora Hamid, Head of PR/Marketing Department Island Hospital, tujuan pelayanan seperti ini agar pasien merasa nyaman selama tinggal di sana, senyaman di negara sendiri, bahkan di rumah sendiri. “Pasien tidak perlu merasa sakit, tapi sebaliknya, termotivasi untuk sembuh,” tukas manta konsultan PR sebuah hotel itu.  

Rumah sakit ini juga menyediakan pelayanan di luar urusan utama kesehatan, misalnya penjemputan pasien di bandara, bahkan mencarikan hotel untuk keluarga pasien. Pilihannya dari yang murah hingga hotel berbintang. Begitulah, di Penang, berobat pada akhirnya bukan lagi perkara yang menakutkan. Dan yang menarik, selain berobat pasien bisa menikmati keindahan alam sekitar layaknya berlibur saja!  

Photo by Hush Naidoo Jade Photography on Unsplash

Sebagaimana pasien yang lain saya juga tidak menyia-nyiakan kesempatan menyusuri kota pantai yang luasnya 285 km2 dengan penduduk 1,2 juta jiwa itu. Dikenal dengan sebutan Pearl of the Orient, Penang ternyata menyimpan keindahan alam yang luar biasa.  

Sebagai pulau penghasil rempah dan terkenal dengan palemnya (pinang), Penang banyak dijejaki bangsa-bangsa di dunia sejak duku. Pada 1786 Sultan Kedah menyerahkan proteksi Penang kepada Captain Francis Light, Inggris. Penang sekarang adalah paduan antara peninggalan lama – bangunan-bangunan khas peninggalan kolonial Inggris masih tetap dipertahankan, dan modernitas. Banyak gedung pencakar langit berdiri di sini, termasuk sejumlah hotel berbintang, sebutlah Shangri-La Hotel, Copthorne Orchid Hotel, Berjaya George Town Hotel, Paradise Sandy Beach Resort, dan lain-lain.  

Kebudayaan yang turun temurun di negara multirasial ini – China 59%, Melayu 32%, India 7%, dan ras lainnya 2% – , tidak hanya melekat sebagai way of life warganya, tapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan manca negara. Saya beruntung dapat menyaksikan Thaipusam, yang tahun ini jatuh pada 11 Februari, salah satu dari tiga perayaan besar orang Hindu.

Ritual ini adalah persembahan kepada Dewa, untuk memerangi kekuatan jahat. Umat Hindu berjalan berarakan menuju kuil, membawa persembahan dengan berbagai hiasan, beberapa di antara mereka menghias dirinya dengan menusukkan benda-benda tajam ke beberapa bagian tubuhnya.  

Memang, bagi orang awam, ritual tersebut agak mengerikan. Menurut Eddy Virgo, pengusaha asal Medan yang menjadikan Penang sebagai “rumah kedua”, pada perayaan Imlek justru kesan pestanya terasa. Pada tahun baru China itu Penang, tidak hanya etnis Tionghoa saja yang menantikannya, karena hampir semua warga merayakannya. “Tidak hanya PDI-P, Penang pun jadi ‘metal’ alias jadi merah total,” ujarnya suatu malam di Starbucks di Gurney, kawasan yang paling ramai di tepi pantai.  

Related Stories

spot_img

Discover

Retreat Memikat di Plataran Puncak Resort

Rasakan keindahan Plataran Puncak Resort, destinasi sempurna untuk liburan tak terlupakan dan acara istimewa...

Jaipur Rugs Expands its Presence in Asia with the...

Jaipur Rugs, an icon in the realm of handmade rugs, proudly unveils its flagship...

Fatboy Izakaya: Destinasi Baru Kuliner dan Hangout di Bangkok

Fatboy Izakaya, restoran Jepang modern yang telah mendapatkan banyak penggemar di Bangkok, kini resmi...

Menggabungkan Kearifan Lokal Bali dengan Sentuhan Modern

Berlokasi di atas tebing dramatis di Pantai Dreamland yang ikonik, Maja Sunset Lounge di...

Venice Simplon-Orient-Express Introduces Artist JR’s L’Observatoire Sleeper Carriage

The Venice Simplon-Orient-Express, A Belmond Train, Europe has unveiled the interiors of L’Observatoire, an...

Sensasi Kuliner Riyadh: Menjelajah Dunia Gastronomi

Baik Anda pendatang baru atau pelancong berpengalaman, Riyadh menawarkan pengalaman kuliner yang menarik, siap...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here